Friday, August 28, 2015

Ikut dan sabar dengan kehendak Allah..


بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين
والصلاة والسلام على أشرف المرسلين
وعلى آله وصحبه أجمعين


وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَن يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ


Dan kamu tidak dapat menentukan kemahuan kamu (mengenai sesuatupun),
kecuali dengan cara yang diatur oleh Allah, Tuhan yang memelihara dan mentadbirkan seluruh alam.
(Surah Takwir : 29)

ULASAN AYAT:

1. Penghuni syurga ialah mereka yang hanya mengikut kehendak ALLAH dalam segala sesuatu serta
banyak dukacitanya di dunia tetapi dapat bersabar. Tidak berkumpul 2 perkara dalam 1 masa.
Barangsiapa yang terlalu gembira (sehingga lalai) dengan nikmat dunia akan berdukacita di
akhirat dan barangsiapa yang banyak dukacitanya di dunia tetapi dia tetap teguh imannya maka
syurga tempatnya. ALLAH maha adil, jangan kita pernah khuatir tentang segala janji-janjiNYA.
Setiap insan tidak terlepas dari dugaan dan cabaran.

2. Junjungan besar kita Nabi MUHAMMAD SAW lagi hebat dugaan dan cabarannya. Kegagalan, kesedihan,
kekecewaan dan kekalahan bukan titik akhir sebuah perjalanan dan perjuangan. Semua itu merupakan
permulaan untuk sebuah perjalanan dan kehidupan yang lebih mencabar.

3. Persoalan seterusnya bukan untuk kita terus-terusan menangisi dan menyesalinya tetapi persoalan
sebenarnya bagaimana cara untuk kita meneruskan kehidupan agar lebih baik dari semalam. Semoga dengan
keazaman, usaha dan doa kita, ALLAH SWT melimpahkan kebahagiaan kepada kita di dunia dan akhirat.

WALLAHU’ALAM


Friday, August 14, 2015

Jaga amalmu dari panahan..


بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين
والصلاة والسلام على أشرف المرسلين
وعلى آله وصحبه أجمعين


Cuba perhatikanlah sedalamnya, apa yang diungkapkan Fudhail bin Iyadh,
tokoh salafussalih di zaman Tabi’in, kepada mereka yang telah beribadah dan beramal salih.

“Iblis akan unggul atas manusia bila berhasil memunculkan salah satu dari tiga sifat.
Kekaguman (ujub) seseorang pada diri sendiri, melebih-lebihkan amal sendiri, dan
kelupaannya atas dosa-dosanya.”

Itulah tiga panah syaitan untuk orang-orang yang beramal. Semuanya bermuara dari rasa ujub,
bangga, atau kagum, pada diri sendiri. Renungkanlah…

Sahabatku..

Kita boleh saja mengatakan, “Aku tak ujub dengan amal-amalku, aku tak melebihkan amal
yang kukerjakan dan aku selalu berusaha mengingat dosa-dosaku.” Tapi begitupun,
jangan lengah, kerana itu semua belum menandakan kita selamat dari perangkap ujub yang lain.
Para salafussalih yang mengerti tentang tabiat dan kecenderungan hati, tidak menghentikan
pembahasan ujub sampai di sini. Ada banyak anak panah syaitan yang harus diwaspadai.

Dalam sekali nasihat Sufyan at-Tsauri rahimahullah yang mengingatkan kita tentang hal ini.
Katanya, “Kalau engkau tidak ujub dengan dirimu, engkau mungkin saja senang dengan orang yang
memujimu dan engkau mungkin juga senang bila dengan pujian itu orang-orang memuliakanmu dengan amalmu.
Mereka melihat dirimu mulia dan engkau memiliki tempat tersendiri dalam hati mereka.”

Senang dengan pujian. Itulah yang dimaksud dalam nasihat Sufyan at-Tsauri.
Inilah anak panah syaitan berikutnya untuk merusak amal.

Wallahu a'lam..

Friday, August 07, 2015

Awas jika Allah menghendaki..


بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين
والصلاة والسلام على أشرف المرسلين
وعلى آله وصحبه أجمعين


Assalamualaikum...:)

Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al Anshari Al Badri ra. berkata, Rasulullah saw telah bersabda,
“Sesungguhnya sebahagian yang masih dikenal umat manusia dari perkataan para nabi terdahulu adalah:
‘Bila kamu tidak malu, maka berbuatlah sesuka hatimu.” (HR Bukhari)

Kebinasaan seseorang dimulai dari hilangnya rasa MALU...
Bila sudah tidak ada rasa malu, maka dia menjadi manusia bebas.
Bebas tanpa aturan, dan bebas berbuat sesuai hawa nafsu.
Tuhannya hanyalah nafsunya. Sehingga hidupnya bergelimang dosa.

“Sesungguhnya Allah jika menghendaki memBINASAkan seorang hamba,
maka Dia menCABUT dari orang itu rasa MALU.

Jika telah tercabut darinya rasa malu,
engkau tidak menjumpai orang itu kecuali berGELIMANG DOSA.

Jika engkau tidak menjumpai kecuali bergelimang dosa,
dicabut (pula) dari dirinya AMANAH.

Jika telah dicabut darinya amanah,
engkau tidak menjumpainya kecuali sebagai orang yang berKHIANAT dan diKHIANATI.

Jika engkau tidak menjumpainya kecuali dalam keadaan berkhianat dan dikhianati,
maka dicabut darinya RAHMAT (Allah).

Jika telah dicabut darinya rahmat (Allah),
engkau tidak menjumpainya kecuali dalam keadaan terKUTUK dan terLAKNAT.

Jika engkau tidak menjumpainya kecuali dalam keadaan terkutuk dan terlaknat,
maka diCABUT darinya IKATAN dengan ISLAM”.

(HR Ibnu Majah)

Wallahu a'alm