الحمد لله رب العالمين
والصلاة والسلام على أشرف المرسلين
وعلى آله وصحبه أجمعين
Syekh Ahmad ibnu Muhammad Ibnu Atha’illah As-Sakandari menasihatkan,
“Kesungguhanmu mengejar apa yang sudah dijamin untukmu (oleh Allah)
dan kelalaianmu melaksanakan apa yang dibebankan kepadamu,
itu merupakan tanda butanya bashirah (mata batin).”
Penjelasan :
Nasihat bijak ini memberikan pemahaman kepada kita, bahawa sebaiknya jangan
memaksakan diri untuk mengejar apa yang sesungguhnya telah dijamin oleh Allah Ta’ala
atas seluruh makhluk ciptaan~Nya.
Sebagaimana disebut oleh Allah Ta’ala dalam sebuah firman-Nya,
“Dan berapa banyak binatang melata yang tidak (mampu) membawa (mengurus)
rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberikan rezeki kepadanya dan kepadamu,
juga Dia Mahamendengar lagi Maha Mengetahui.” (Surah al-Ankabuut : 60)
Juga firman Allah Ta’ala yang lain,
“Kami (Allah) tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu.
Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertaqwa.” (Surah Thaahaa : 132)
Seorang bijak yang bernama Ibrahim al-Khawwash pernah berkata,
“Janganlah memaksakan diri untuk mencapai apa yang telah dijamin (untuk dicukupi),
dan jangan menyia-nyiakan (mengabaikan) apa yang telah diamanahkan (diwajibkan)
kepadamu untuk memenuhinya.”
Dalam sebuah hadith, Rasulullah s.a.w., bersabda,
“Sesungguhnya Allah sangat mencintai seorang hamba yang apabila melakukan suatu pekerjaan,
maka ia melakukannya dengan sebaik-baiknya.” (HR Abu Ya’la dan al-Asykari)
Wallahu a'lam..
“Kesungguhanmu mengejar apa yang sudah dijamin untukmu (oleh Allah)
dan kelalaianmu melaksanakan apa yang dibebankan kepadamu,
itu merupakan tanda butanya bashirah (mata batin).”
Penjelasan :
Nasihat bijak ini memberikan pemahaman kepada kita, bahawa sebaiknya jangan
memaksakan diri untuk mengejar apa yang sesungguhnya telah dijamin oleh Allah Ta’ala
atas seluruh makhluk ciptaan~Nya.
Sebagaimana disebut oleh Allah Ta’ala dalam sebuah firman-Nya,
“Dan berapa banyak binatang melata yang tidak (mampu) membawa (mengurus)
rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberikan rezeki kepadanya dan kepadamu,
juga Dia Mahamendengar lagi Maha Mengetahui.” (Surah al-Ankabuut : 60)
Juga firman Allah Ta’ala yang lain,
“Kami (Allah) tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu.
Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertaqwa.” (Surah Thaahaa : 132)
Seorang bijak yang bernama Ibrahim al-Khawwash pernah berkata,
“Janganlah memaksakan diri untuk mencapai apa yang telah dijamin (untuk dicukupi),
dan jangan menyia-nyiakan (mengabaikan) apa yang telah diamanahkan (diwajibkan)
kepadamu untuk memenuhinya.”
Dalam sebuah hadith, Rasulullah s.a.w., bersabda,
“Sesungguhnya Allah sangat mencintai seorang hamba yang apabila melakukan suatu pekerjaan,
maka ia melakukannya dengan sebaik-baiknya.” (HR Abu Ya’la dan al-Asykari)
Wallahu a'lam..