الحمد لله رب العالمين
والصلاة والسلام على أشرف المرسلين
وعلى آله وصحبه أجمعين
Apakah benar kita merasa gembira akan kehadiran bulan Ramadhan al-Mubarak?
Apapun perasaan itu hanya kita sendiri yang boleh menjawab persoalan itu samada gembira atau tidak.
Firman Allah SWT: “Demikianlah (perintah Allah SWT). Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah,
maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati.” (QS Al-Hajj: 32)
Rasulullah s.a.w. pernah berpesan kepada umatnya :
“Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan, AIlah mengunjungimu pada bulan ini
dengan menurunkan rahmat, menghapus dosa-dosa dan mengabulkan doa. Allah melihat berlumba-lumbanya
kamu pada bulan ini dan membanggakanmu kepada para malaikat-Nya, maka tunjukkanlah kepada Allah
hal-hal yang baik dari dirimu, kerana orang yang sengsara ialah yang tidak mendapatkan rahmat
Allah di bulan ini.” (HR At-Thabrani)
Para ulama sholeh terdahulu senantiasa memberi tumpuan khusus bagi menyambut bulan Ramadhan
dengan bersungguh-sungguh. Lihatlah sebahagian sikap-sikap terpuji yang dilakukan para ulama
sholeh terdahulu dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Adakah kita seperti mereka atau di sebaliknya.
1. Dengan kegembiraan dan kebahagiaan.
Mereka selalu berharap datangnya Ramadhan dan ingin segera menyambutnya dengan kegembiraan
dan kebahagiaan. Yahya bin Abi Katsir meriwayatkan bahawa orang-orang salaf terdahulu selalu
mengucapkan doa: "Ya Allah sampaikanlah aku dengan selamat ke Ramadhan, selamatkan Ramadhan
untukku dan selamatkan aku hingga selesai Ramadhan". Sampai kepada Ramadhan adalah kebahagiaan
yang luar biasa bagi mereka, karena pada bulan itu mereka bisa mendapatkan nikmat dan karunia
Allah yang tidak terkira.
2. Dengan pengetahuan yang dalam.
Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim.
Ibadah puasa mempunyai ketentuan dan aturan yang harus dipenuhi agar sah dan sempurna. Sesuatu
yang menjadi prasyarat suatu ibadah wajib, maka wajib memenuhinya dan wajib mempelajarinya. Ilmu
tentang ketentuan puasa atau yang sering disebut dengan fikih puasa merupakan hal yang wajib
dipelajari oleh setiap muslim.
3. Dengan doa
Bulan Ramadhan selain merupakan bulan karunia dan kenikmatan beribadah, juga merupakan bulan tantangan.
Tantangan menahan nafsu untuk perbuatan jahat, tantangan untuk menggapai kemuliaan malam lailatul qadar
dan tantangan-tantangan lainnya. Keterbatasan manusia mengharuskannya untuk selalu berdo’a agar optimis
melalui bulan Ramadhan.
4. Dengan tekad dan rancangan yang matang untuk mengisi Ramadhan
Orang-orang soleh terdahulu selalu merencanakan pengisian bulan Ramadhan dengan cermat dan optimis.
Berapa kali dia akan mengkhatamkan membaca al-Quran, berapa kali sholat malam, berapa akan bersedekah
dan memberi makan orang berpuasa, berapa kali kita menghadiri pengajian dan membaca buku agama.
Itulah rancangan yang benar mengisi Ramadhan, bukan hanya sekadar mengatur menu makan dan pakaian
kita untuk Ramadhan. Begitu juga selama Ramadhan kita bertekad untuk bisa meraih taubatun-nasuuha,
taubat yang meluruskan.
Adakah kesemuanya yang disebut di atas itu pernah kita laku dan benar ada pada diri kita,
atau sekadar meniti kehidupan ini tanpa merasa apa-apa bila tibanya bulan Ramadhan?
Wallahu a'lam
Apapun perasaan itu hanya kita sendiri yang boleh menjawab persoalan itu samada gembira atau tidak.
Firman Allah SWT: “Demikianlah (perintah Allah SWT). Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah,
maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati.” (QS Al-Hajj: 32)
Rasulullah s.a.w. pernah berpesan kepada umatnya :
“Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan, AIlah mengunjungimu pada bulan ini
dengan menurunkan rahmat, menghapus dosa-dosa dan mengabulkan doa. Allah melihat berlumba-lumbanya
kamu pada bulan ini dan membanggakanmu kepada para malaikat-Nya, maka tunjukkanlah kepada Allah
hal-hal yang baik dari dirimu, kerana orang yang sengsara ialah yang tidak mendapatkan rahmat
Allah di bulan ini.” (HR At-Thabrani)
Para ulama sholeh terdahulu senantiasa memberi tumpuan khusus bagi menyambut bulan Ramadhan
dengan bersungguh-sungguh. Lihatlah sebahagian sikap-sikap terpuji yang dilakukan para ulama
sholeh terdahulu dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Adakah kita seperti mereka atau di sebaliknya.
1. Dengan kegembiraan dan kebahagiaan.
Mereka selalu berharap datangnya Ramadhan dan ingin segera menyambutnya dengan kegembiraan
dan kebahagiaan. Yahya bin Abi Katsir meriwayatkan bahawa orang-orang salaf terdahulu selalu
mengucapkan doa: "Ya Allah sampaikanlah aku dengan selamat ke Ramadhan, selamatkan Ramadhan
untukku dan selamatkan aku hingga selesai Ramadhan". Sampai kepada Ramadhan adalah kebahagiaan
yang luar biasa bagi mereka, karena pada bulan itu mereka bisa mendapatkan nikmat dan karunia
Allah yang tidak terkira.
2. Dengan pengetahuan yang dalam.
Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim.
Ibadah puasa mempunyai ketentuan dan aturan yang harus dipenuhi agar sah dan sempurna. Sesuatu
yang menjadi prasyarat suatu ibadah wajib, maka wajib memenuhinya dan wajib mempelajarinya. Ilmu
tentang ketentuan puasa atau yang sering disebut dengan fikih puasa merupakan hal yang wajib
dipelajari oleh setiap muslim.
3. Dengan doa
Bulan Ramadhan selain merupakan bulan karunia dan kenikmatan beribadah, juga merupakan bulan tantangan.
Tantangan menahan nafsu untuk perbuatan jahat, tantangan untuk menggapai kemuliaan malam lailatul qadar
dan tantangan-tantangan lainnya. Keterbatasan manusia mengharuskannya untuk selalu berdo’a agar optimis
melalui bulan Ramadhan.
4. Dengan tekad dan rancangan yang matang untuk mengisi Ramadhan
Orang-orang soleh terdahulu selalu merencanakan pengisian bulan Ramadhan dengan cermat dan optimis.
Berapa kali dia akan mengkhatamkan membaca al-Quran, berapa kali sholat malam, berapa akan bersedekah
dan memberi makan orang berpuasa, berapa kali kita menghadiri pengajian dan membaca buku agama.
Itulah rancangan yang benar mengisi Ramadhan, bukan hanya sekadar mengatur menu makan dan pakaian
kita untuk Ramadhan. Begitu juga selama Ramadhan kita bertekad untuk bisa meraih taubatun-nasuuha,
taubat yang meluruskan.
Adakah kesemuanya yang disebut di atas itu pernah kita laku dan benar ada pada diri kita,
atau sekadar meniti kehidupan ini tanpa merasa apa-apa bila tibanya bulan Ramadhan?
Wallahu a'lam
Assalam, sdr..
ReplyDeleteSyukran di atas tazkirah..semoga Ramadhan tahun ini yang terbaik...
Wa'alaikumusalam..
DeleteAfwan...mudah-mudahan setiap Ramadhan bertambah baik dan baik..
Assalamualaikum sahabat. Lama tak menjeguk disini. Semoga dapat menjalani ibadah puasa dengan baik dan mendapat ganjaran yang baik.
ReplyDeleteWa'alaikumusalam sahabat..:)
DeleteTerima kasih atas kunjungan...insya Allah hanya dengan pertolongan~Nya jua kita bisa meraih kejayaan dalam melaksanakan ibadah puasa
Assalamualaikum.
ReplyDeleteSalam Ramadhan. Pertama kali berkunjung ke sini. Semoga beroleh pahala atas ilmu bermanfaat yang dikongsikan.
Wa'alaikumusalam..
DeleteSalam Ramadhan, terima kasih kerana sudi berkunjung ke sini.
Mudah-mudahan Allah berikan ganjaran juga kepada yang datang ke sini membaca ilmu dan mengamalkannya...aamiin
Assalam, dah lama tak berkunjung kesini...Salam Ramadhan Al Mubarak..
ReplyDeleteWa'alaikumusalam..
DeleteTerima kasih atas kunjungan...selamat berpuasa
Assalamu'alaikum Abd Razak
ReplyDeleteSemoga sentiasa beroleh kesejahteraan dan dalam redha Allah..aamiin
Semoga kita dapat menjalani ibadah dalam bulan mulia ini dengan sebaik-baiknya dan dapat pengampunan Allah SWT.
Wa'alaikumusalam kak werdah,
DeleteSemoga kakak juga sentiasa beroleh kesejahteraan dan dalam redha Allah..aamiin
Aamiin Ya Rabb...alhamdulillah kita dipilih sekali lagi oleh Allah SWT untuk berada di bulan Ramadhan, mudah-mudahan sehingga akhirnya Ramadhan