Dailog tentang dunia yang baik dan buruk

بسم الله الرحمن الرحيم

SAYA bertanya kepada Abu Ja'far, "Semoga Allah merahmati anda. Apa sesungguhnya dunia itu?"

Dia menjawab, "Dunia itu ada yang lahir dan yang batin, berupa sifat dan zat, ada awal dan akhir, ada juga yang kelihatan dan ada yang tidak."

"Apa itu dunia yang batin? tanyaku kemudian.

"Mengikuti hawa nafsu yang tidak kelihatan di dalam jiwa, yang kemudian mengotori hati seperti sombong, iri, dengki, riya, buruk sangka, jahat hatinya, bohong, suka dipuji, suka menumpuk harta, bersaing dalam urusan harta, saling membanggakan diri dan cinta kekuasaan." jawabnya.

Kemudian dia menambah, "Adapun dunia yang nampak adalah dinar, dirham, pakaian, rumah, pelayan, kenderaan, perabut dan lainnya, yang sering membuat pemiliknya ternoda dan terputus dari urusan akhirat. Mengenai dunia ini, ada sekelompok orang yang beranggapan bahawa dunia adalah kehidupan. Kelompok yang lain beranggapan bahawa dunia adalah dinar dan dirham. Golongan lain berpendapat bahawa dunia adalah berlumba dalam menumpuk harta dan saling membanggakan diri."

Saya bertanya lagi, "Lalu menurut anda, apakah dunia itu?"

Dunia, sebagaimana yang telah saya jelaskan kepada anda bahkan ada zahir dan batinnya," jawabnya.

"Seperti apa dunia yang baik dan yang buruk itu?" tanyaku kembali dengan sedikit mendesak.

"Semua urusan dunia yang diambil dari dunia dan digunakan untuk kepentingan dunia adalah buruk. Sementara dunia yang diambil hanya untuk kepentingan akhirat adalah baik. Sabda Rasulullah SAW, "Siapa saja yang mencari harta halal dengan cara bersaing dan menyombongkan dirinya, dia akan mendapatkan murka Allah SWT." [Riwayat al-Thabrani dari Jabir dan Ibnu Umar]

Apabila dia mencarinya agar terjaga dari meminta-minta dari pada orang lain dan menjaga harga dirinya, maka dia akan muncul pada Hari Kiamat nanti laksana bulan purnama.

Sebaliknya, apabila dia mencari dunia hanya untuk menumpuk harta, menyombongkan diri, mencari jawatan dan kekuasaan, mendukung keangkuhannya dan mengumpulkannya kerana takut miskin, maka dunia itu adalah dunia yang buruk."

Dia menambah: "Apabila dia mendapatkannya dengan jalan yang mubah (harus), kemudian kelebihan harta tersebut digunakan untuk kepentingan agama, maka dunia itu bukanlah dunia yang buruk. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Dunia yang paling aku sukai adalah wanita, wangi-wangian dan ketenangan dalam solatku. [Riwayat al-Thabrani, al-Nasai, al-Hakim dan Muslim]

Hal tersebut sama sekali tidak membahayakan dan mengurangi nilai zuhud seseorang dan tidak pula dinamai dunia yang buruk. Allah SWT mencela dunia yang berlebihan. 'Umar r.a. mengangkat Abu al-Darda' sebagai gabenor di wilayah Himsha. 'Umar lalu mengambil perisai dan memberi kepada Abu al-Darda' dua dirham. Kemudian 'Umar menulis surat kepadanya sebagai berikut:

"Dari Umar Pemimpin Orang Mukmin untuk gabenornya.
Kamu mempunyai kewajiban untuk membangunkan Persia dan Rum selama dunia ini masih makmur. Kewajipanmu itu berlaku sampai Allah SWT berkehendak menghancurkannya. Jika telah kamu terima suratku ini, maka pergilah kamu bersama penduduk yang lain ke Damaskus."

Abu al-Darda' tinggal di Damaskus sehingga akhir hayatnya." [Lihat al-Zuhd karya Imam Ahmad hlmm 119]

Sumber: Kitab Hidup Sederhana Penuh Berkah karangan al-Imam Al-Harits Al-Muhasibi

Landasan ibadah itu kerendahan hati, sementara kerendahan hati itu taqwa.
Landasan takwa itu muhasabah diri, sedangkan landasan muhasabah diri itu rasa takut
dan berharap. Rasa takut dan berharap muncul dari pemahaman terhadap janji dan ancaman
Allah. Pemahaman terhadap janji dan ancaman Allah muncul kerana ingat balasan Allah.
Dan, ingat balasan Allah itu muncul dari fikiran dan perenungan.
~Al-Muhasibi~