بسم الله الرحمن الرحيم
DARI Abu Hurairah r.a bahawa dia mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda, "Sesungguhnya ada tiga orang dari Bani Israil, iaitu: seorang penderita sakit kusta, seorang berkepala botak, dan seorang buta. Allah ingin menguji mereka bertiga, maka diutuslah kepada mereka seorang Malaikat. Pertamanya datanglah Malaikat itu kepada si penderita sakit kusta dan bertanya kepadanya, "Apakah sesuatu yang paling kamu inginkan?' Ia menjawab, "Rupa yang elok, kulit yang indah, dan apa yang telah menjijikkan orang-orang ini hilang dari tubuhku." Maka diusap-usapnya kulit penderita sakit kusta itu dan hilanglah penyakit yang dideritanya, serta diberilah ia rupa yang elok dan kulit yang indah.
Malaikat pun bertanya lagi kepadanya, "Lalu kekayaan apa yang paling kamu senangi?" Jawabnya, "Unta atau sapi." Maka diberilah ia seekor unta yang bunting dan didoakan, "Semoga Allah melimpahkan berkah~Nya kepadamu dengan unta ini."
Kemudian Malaikat itu mendatangi orang berkepala botak dan bertanya kepadanya, "Apakah sesuatu yang paling kamu inginkan?" Ia menjawab, "Rambut yang indah yang hilang dari kepalaku apa yang telah menjijikkan orang-orang." Saat Malaikat itu mengusap kepala orang yang botak itu, maka hilanglah penyakitnya serta tumbuhlah rambut yang indah. Malaikat pun bertanya lagi kepadanya, "Kekayaan apa yang paling kamu senangi?" Jawabnya, "Sapi atau unta." Maka diberilah ia seekor sapi bunting dan didoakan, "Semoga Allah melimpahkan berkah~Nya kepadamu dengan sapi ini."
Selanjutnya Malaikat tadi mendatangi si buta dan bertanya kepadanya, "Apakah sesuatu yang paling kamu inginkan?" Ia menjawab, "Semoga Allah berkenan mengembalikan penglihatanku sehingga aku dapat melihat.' Maka diusap-usapnya wajah orang buta itu, dan ketika itu dikembalikan oleh Allah penglihatannya. Malaikat pun bertanya lagi kepadanya, "Lalu, kekayaan apa yang paling kamu senangi?" Jawabnya, "Kambing." Maka diberilah seekor kambing bunting kepadanya.
Waktu berselang, maka berkembang biaklah unta, sapi dan kambing tersebut, sehingga orang pertama mempunyai selembah unta, orang kedua mempunyai selembah sapi, dan orang ketiga mempunyai selembah kambing.
Dengan perintah Allah datanglah Malaikat itu lagi kepada orang yang sebelumnya menderita sakit kusta dengan menyerupai dirinya dan berkata, "Aku ini seorang miskin, telah terputus segala jalan bagiku (untuk mencari rezeki) dalam perjalananku, sehingga aku tidak akan dapat meneruskan perjalananku hari ini kecuali dengan pertolongan Allah, kemudian dengan pertolongan kamu. Demi Allah yang telah memberi kamu rupa yang elok, kulit yang indah, dan kekayaan ini, aku meminta kepada kamu seekor unta saja untuk bekal melanjutkan perjalananku." Tetapi dijawab, "Hak-hak (tanggunganku) banyak."
Malaikat yang menyerupai orang penderita sakit kusta itu pun berkata kepadanya, "Sepertinya aku mengenal kamu. Bukankah kamu ini yang dulu menderita sakit kusta, orang-orang jijik kepada kamu, lagi pula orang melarat, lalu Allah memberi kamu kekayaan?' Dia malah menjawab, "Sungguh, harta kekayaan ini hanyalah aku warisi turun-temurun dari nenek moyangku yang mulia lagi terhormat." Maka Malaikat itu berkata kepadanya, "Jika kamu berkata dusta, nescaya Allah akan mengembalikan kamu kepada keadaan kamu dahulu." Setelah malaikat meninggalkannya, maka dengan serta merta Allah mengembalikan penyakitnya dulu semula dan segala kekayaannya lenyap.
Kemudian Malaikat tersebut mendatangi pula orang yang sebelumnya botak dengan menyerupai dirinya berkepala botak, dan berkata kepadanya seperti yang dia katakan kepada orang yang pernah menderita sakit kusta. Namun ia ditolaknya sebagaimana telah ditolak oleh orang pertama itu. Maka berkatalah Malaikat yang menyerupai dirinya itu kepadanya, "Jika kamu berkata dusta, nescaya Allah akan mengembalikan kamu kepada keadaan seperti dahulu." Bila Malaikat itu beredar, demikianlah juga Allah mengembalikan keadaan orang itu seperti dulu berkepala botak dan miskin.
Akhirnya, Malaikat tadi mendatangi pula orang yang sebelumnya buta dengan menyerupai dirinya pula, dan berkatalah kepadanya, "Aku adalah seorang miskin, kehabisan bekal dalam perjalanan dan telah terputus segala jalan bagiku (untuk mencari rezeki) dalam perjalananku ini, sehingga aku tidak akan dapat lagi meneruskan perjalananku hari ini kecuali dengan pertolongan Allah, kemudian dengan pertolongan kamu. Demi Allah yang telah mengembalikan penglihatan kamu, aku meminta seekor kambing saja untuk bekal melanjutkan perjalananku."
Orang itu menjawab, "Sungguh, dahulu aku buta, lalu Allah mengembalikan penglihatanku. Maka, ambillah apa yang kamu suka dan tinggalkan apa yang kamu suka. Demi Allah, sekarang ini aku tidak akan mempersulit kamu dengan memintamu mengembalikan sesuatu yang telah kamu ambil kerana Allah." Malaikat yang menyerupai orang buta itupun berkata, "Peganglah kekayaan kamu, kerana sesungguhnya kalian ini hanyalah diuji oleh Allah. Allah telah redha kepada kamu, dan murka kepada kedua teman kamu."
Hikmah: Tiga orang dalam hadith di atas mewakili dua contoh yang berbeza, seorang sebagai contoh orang yang bersyukur terhadap nikmat-nikmat Allah dan dua orang yang kufur akan nikmat~Nya. Dengan syukur, nikmat akan terjaga dan jika kufur maka nikmat akan lenyap dan terangkat.
Sumber: Hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari dalam Kitab Ahadisil Anbiya’, bab hadis tentang orang berpenyakit kusta, orang buta dan orang botak Bani Israil (6/500 no. 3464). Dan Bukhari menyebutkannya secara ringkas sebagai penguat dalam Kitabul Iman wan Nudzur, (11/540), no. 6653. Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya dalam Kitabuz Zuhd war Raqaiq, (4/2275), no. 2964. Hadis ini dalam Syarah Shahih Muslim An-Nawawi, 18/398.
Sekian, moga ia mendatangkan manfaat yang banyak.
Malaikat pun bertanya lagi kepadanya, "Lalu kekayaan apa yang paling kamu senangi?" Jawabnya, "Unta atau sapi." Maka diberilah ia seekor unta yang bunting dan didoakan, "Semoga Allah melimpahkan berkah~Nya kepadamu dengan unta ini."
Kemudian Malaikat itu mendatangi orang berkepala botak dan bertanya kepadanya, "Apakah sesuatu yang paling kamu inginkan?" Ia menjawab, "Rambut yang indah yang hilang dari kepalaku apa yang telah menjijikkan orang-orang." Saat Malaikat itu mengusap kepala orang yang botak itu, maka hilanglah penyakitnya serta tumbuhlah rambut yang indah. Malaikat pun bertanya lagi kepadanya, "Kekayaan apa yang paling kamu senangi?" Jawabnya, "Sapi atau unta." Maka diberilah ia seekor sapi bunting dan didoakan, "Semoga Allah melimpahkan berkah~Nya kepadamu dengan sapi ini."
Selanjutnya Malaikat tadi mendatangi si buta dan bertanya kepadanya, "Apakah sesuatu yang paling kamu inginkan?" Ia menjawab, "Semoga Allah berkenan mengembalikan penglihatanku sehingga aku dapat melihat.' Maka diusap-usapnya wajah orang buta itu, dan ketika itu dikembalikan oleh Allah penglihatannya. Malaikat pun bertanya lagi kepadanya, "Lalu, kekayaan apa yang paling kamu senangi?" Jawabnya, "Kambing." Maka diberilah seekor kambing bunting kepadanya.
Waktu berselang, maka berkembang biaklah unta, sapi dan kambing tersebut, sehingga orang pertama mempunyai selembah unta, orang kedua mempunyai selembah sapi, dan orang ketiga mempunyai selembah kambing.
Dengan perintah Allah datanglah Malaikat itu lagi kepada orang yang sebelumnya menderita sakit kusta dengan menyerupai dirinya dan berkata, "Aku ini seorang miskin, telah terputus segala jalan bagiku (untuk mencari rezeki) dalam perjalananku, sehingga aku tidak akan dapat meneruskan perjalananku hari ini kecuali dengan pertolongan Allah, kemudian dengan pertolongan kamu. Demi Allah yang telah memberi kamu rupa yang elok, kulit yang indah, dan kekayaan ini, aku meminta kepada kamu seekor unta saja untuk bekal melanjutkan perjalananku." Tetapi dijawab, "Hak-hak (tanggunganku) banyak."
Malaikat yang menyerupai orang penderita sakit kusta itu pun berkata kepadanya, "Sepertinya aku mengenal kamu. Bukankah kamu ini yang dulu menderita sakit kusta, orang-orang jijik kepada kamu, lagi pula orang melarat, lalu Allah memberi kamu kekayaan?' Dia malah menjawab, "Sungguh, harta kekayaan ini hanyalah aku warisi turun-temurun dari nenek moyangku yang mulia lagi terhormat." Maka Malaikat itu berkata kepadanya, "Jika kamu berkata dusta, nescaya Allah akan mengembalikan kamu kepada keadaan kamu dahulu." Setelah malaikat meninggalkannya, maka dengan serta merta Allah mengembalikan penyakitnya dulu semula dan segala kekayaannya lenyap.
Kemudian Malaikat tersebut mendatangi pula orang yang sebelumnya botak dengan menyerupai dirinya berkepala botak, dan berkata kepadanya seperti yang dia katakan kepada orang yang pernah menderita sakit kusta. Namun ia ditolaknya sebagaimana telah ditolak oleh orang pertama itu. Maka berkatalah Malaikat yang menyerupai dirinya itu kepadanya, "Jika kamu berkata dusta, nescaya Allah akan mengembalikan kamu kepada keadaan seperti dahulu." Bila Malaikat itu beredar, demikianlah juga Allah mengembalikan keadaan orang itu seperti dulu berkepala botak dan miskin.
Akhirnya, Malaikat tadi mendatangi pula orang yang sebelumnya buta dengan menyerupai dirinya pula, dan berkatalah kepadanya, "Aku adalah seorang miskin, kehabisan bekal dalam perjalanan dan telah terputus segala jalan bagiku (untuk mencari rezeki) dalam perjalananku ini, sehingga aku tidak akan dapat lagi meneruskan perjalananku hari ini kecuali dengan pertolongan Allah, kemudian dengan pertolongan kamu. Demi Allah yang telah mengembalikan penglihatan kamu, aku meminta seekor kambing saja untuk bekal melanjutkan perjalananku."
Orang itu menjawab, "Sungguh, dahulu aku buta, lalu Allah mengembalikan penglihatanku. Maka, ambillah apa yang kamu suka dan tinggalkan apa yang kamu suka. Demi Allah, sekarang ini aku tidak akan mempersulit kamu dengan memintamu mengembalikan sesuatu yang telah kamu ambil kerana Allah." Malaikat yang menyerupai orang buta itupun berkata, "Peganglah kekayaan kamu, kerana sesungguhnya kalian ini hanyalah diuji oleh Allah. Allah telah redha kepada kamu, dan murka kepada kedua teman kamu."
Hikmah: Tiga orang dalam hadith di atas mewakili dua contoh yang berbeza, seorang sebagai contoh orang yang bersyukur terhadap nikmat-nikmat Allah dan dua orang yang kufur akan nikmat~Nya. Dengan syukur, nikmat akan terjaga dan jika kufur maka nikmat akan lenyap dan terangkat.
Sumber: Hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari dalam Kitab Ahadisil Anbiya’, bab hadis tentang orang berpenyakit kusta, orang buta dan orang botak Bani Israil (6/500 no. 3464). Dan Bukhari menyebutkannya secara ringkas sebagai penguat dalam Kitabul Iman wan Nudzur, (11/540), no. 6653. Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya dalam Kitabuz Zuhd war Raqaiq, (4/2275), no. 2964. Hadis ini dalam Syarah Shahih Muslim An-Nawawi, 18/398.
Sekian, moga ia mendatangkan manfaat yang banyak.
~Abdul Razak...
ReplyDeleteAssalamua'alaikum wrh wbt ya Akhi..
Didoakan kitak sihat, dilindungi, diberkati dan dirahmatiNya sentiasa...
Kudapan pagi yang cukup memberi peringatan kepada hambaNya yang cukup lemah ini...
Bersyukur... alhamdulillah..
Jazakallahu khairan...
Assalamualaikum saudara abdul razak.
ReplyDeletemoga Allah sentiasa melimpah rahmat kesejahteraan buat saudara sekeluarga..
Allahuakbar, sesungguhnya semua harta anak isteri/suami semuanya pinjaman dari Allah,
Jika kamu bersyukur, akan Ku tambah nikmatKu, sekiranya kamu kufur, sesungguhnya azabKu amat pedih..
Allahualam...
Assalamualaikum:)
ReplyDeleteMOga kitak dianugerahkan kesiahatan yang baik di sinun:)
Apa saja pergolakan dan perubahan yang berlaku dalam hidup kita hanya mempunyai dua bentuk ujian - kesusahan atau kenikmatan.
Atas kedua bentuk inilah hati kita perlu menerimanya dengan betul iaitu bersabar ketika menerima kesusahan dan bersyukur bila dikurniakan nikmat...
:)tksh ktk utk pengisian yang baik tuk..
salam
ReplyDeletehartaa dan pangkat selalu melekakakn manusia...hingga lupa asal usul..
--> Ruby
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Terima kasih atas doa kitak, didoakan juga kitak sedemikian juga..amin
Memperingatkan kita akan nikmat yang Allah kurniakan dan kita mengembalikan kesyukuran kita kepada~Nya, Alhamdulillah..
Afwan..
Assalamu'alaikum Ustaz,
ReplyDeleteNampak sungguh kekayaan juga merupakan ujian Allah pada kita. Oleh itu kenalah kita sentiasa beringat bahawa sebahagian harta kita ada hak org lain yang perlu diagihkan.
Kakak ambil sebagai koleksi anak. Terima kasih ustaz...
Assalamualaikum,
ReplyDeleteManusia mudah lupa. Moga kita tidak tergolong dalam kumpulan dua sahabat yang lupa itu.
--> Afida Anuar
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Moga Allah sentiasa melimpah rahmat kesejahteraan buat saudari juga..
Nikmat yang Allah berikan kepada kita terlalu banyak dan sewajarnya kita mensyukuri segala limpah kurnia~Nya, harus dilakukan dengan mensyukuri betapa besar kasih sayang Allah. Hal-hal kecil dan besar yang mungkin luput dari pandangan kita sebagai manusia dapat diingatkan untuk selalu disyukuri.
--> Pn Kartini
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Moga kitak juak dianugerahkan kesihatan yang baik di sinun serta sentiasa dalam rahmat~Nya..:)
Kesenangan dan kesusahan
Ibarat dua suami isteri,
Tidak mungkin terpisah antara dua,
Biasanya didatangkan dahulu,
Kesenangan dan kegembiraan,
Di beri rasa kepadanya,
Secebis nikmat dari beribu-ribu nikmat,
Dan bila jiwa itu tersenyum,
Ditimpa pula kepadanya dengan kesusahan,
Dan tidak datang kesusahan itu,
Melainkan dalam keadaan bertimpa-timpa,
Dan ditimpa kepadanya kesusahan,
Dengan sepenuh-penuhnya,
Ketika itu,
Hanya jiwa yang cekal,
Tinggal untuk memungut hasil,
Penat lelah mengharung kesusahan.
~Buya Hamka~
Terima kasih kitak juak..:):)
--> Kamsiah
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Bila keimanan tidak mantap mudah manusia lupa apabila mendapat kurniaan harta dan pangkat...
--> Kakzakie
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Ujian Allah melalui nikmat kesenangan dan kekayaan serta pangkat kebesaran pula adalah lebih berat daripada ujian kesusahan dan kesakitan kerana ramai umat Islam yang gagal dalam ujian itu. Apabila diberi kekayaan dan kedudukan oleh Allah SWT, mereka terpesong lalu gagal menjadikan diri mereka sebagai Muslim yang sempurna yang dijadikan khusus oleh Allah SWT untuk mengabdikan diri kepada~Nya.
Sila ambil kak!
--> ahmad humairi
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Harta-benda dan kekayaan menyebabkan banyak di antara manusia tergelincir daripada prinsip dan akidah Islam sebenar serta tidak dapat mempertahankan diri sebagai Muslim bermaruah tinggi dan berakhlak mulia.
Moga kita sentiasa beringat..
salam,
ReplyDeleteTazkirah pagi jumaat ini yang amat indah, membuatkan saya lebih yakin akan janji dan kurniaan Allah. Semoga saya juga menjadi orang-orang yang bersyulur walaupun berada pada tahap selemah iman. Semoga saya mampu mencontohi mereka yang mengikuti jalan Rasulullah. :)
Terima kasih ustaz atas perkongsian yang sentiasa menarik hati untuk membacanya. May Allah bless you.
assalam...
ReplyDeletecerita ini adalah satu teladan yang cukup buat panduan kita.... semoga kita tidak mudah lupa dengan apa yang dekurniakan kpd kita.....
Assalamu'alaikum Abd Razak.
ReplyDeleteSemoga sentiasa deberikan kesihatan yang baik serta kekuatan dan dalam redha Allah SWT.
Malaikat datang menguji ketiga2 manusia itu apakah mereka tergolong dalam kalangan orang2 yang bersyukur setelah sekian lama menghidap penyakit, lalu dia tahu hanya seorang sahaja yang bersyukur dengan nikmat yang Allah beri kepadanya. Orang buta yang dah sembuh ini bersyukur; lantaran itu dia tidak bakhil untuk bersedekah, lebih2 lagi dia tahu betapa peritnya menjadi orang buta, jadi apabila dia sembuh daripada sakitnya, amat besarlah syukurnya kepada Allah Yang Maha Pengasih itu.
Kekayaan ada kalanya tidak memberi apa2 erti kepada pemiliknya terutama orang ditimpa penyakit. Seseorang yang sakit kadang2 selera nak makan tidak ada, walaupun makanan enak dan banyak terhidang di depan mata, lebih2 lagi jika doktor telah menetapkan beberapa pantang larang terhadap beberapa jenis makanan. Andaikata orang itu sembuh daripada sakit hendaklah dia bersyukur dan janganlah kikir.
Ya Allah lindungilah kami semuanya daripada bersifat bakhil dan kedekut. Jadikanlah kami orang-orang yang bersyukur dan tidak kufur. Allahumma Amiin
--> tronx013
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Mudah-mudahan Allah kurniakan saudara dalam kalangan orang-orang yang sentiasa bersyukur kepada~Nya atas segala pemberian~Nya..
May Allah bless you too..
--> alimaz kembara terasing
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Allah menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini adalah untuk mengurus nikmat-nikmat yang dikurniakan~Nya dengan sebaik-baiknya. Dan nikmat-nikmat yang diuruskan itu bukan untuk Allah, tetapi kebaikkannya kembali kepada manusia itu sendiri. Maha Suci Allah yang tidak memerlukan apa-apa daripada hambaNya.
--> Werdah
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Semoga kakak sentiasa dikurniakan kesihatan yang baik serta kekuatan dan dalam redha Allah SWT.
Menyedari hakikat yang sebenarnya tentang nikmat yang diterimanya itu ialah apabila dia bersyukur nikmatnya. Dia akan menggunakan pemberian ke jalan kebaikan dan sentiasa redha dan ikhlas mengabdikan diri kepada Allah. Maka segala limpah kurnia yang diperolehi itu adalah nikmat pemberian yang diredhai Allah. Bila tujuan hidup kita untuk mencari keredhaan Allah, nescaya selamatlah kita di dunia dan akhirat.
Terima kasih kak!
Pengajaran untuk dirim kita juga...
ReplyDeleteTips Elakkan Mabuk Darat
--> Miecyber
ReplyDeleteBenar saudara, kita perlu sentiasa ingat kerana boleh saja Allah SWT uji kita dengan limpahan harta yang banyak..
Salam.. Best juak crita tok... Semoga mendapat pengajaran dari cita tok.. Amin...
ReplyDeleteAs salam...
ReplyDeleteTakutnye jika diuji dgn kekayaan..
Harta boleh buat kita lupa diri dan lupa untuk bersyukur...
--> AmirFX
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Aok nang best, banyak pengajarannya
--> Cik SHiNJU
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Menikmati harta bagaikan orang yang minum air laut, semakin banyak air laut diminum maka rasanya semakin haus saja.
salam bro
ReplyDeletememang ramai orang belum kelaut sudah lupa daratan
Sesungguhnya...Nikmat Allah buat kita amat tidak terhitung...
ReplyDeleteSegala yang datang darinya adalah ujian buat kita semua...yang tidak semestinya dalam bentuk kepayahan...
Semuga kita semua sentiasa tergolong di dalam golongan umatNya yang bersyukur!
--> b.r.u.t.a.l.s.o.l.o
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Ya, ia melalaikan kecuali mereka yang mendapat petunjuk..
--> hazeleyed lady
ReplyDeleteBenar kak! Kadang kita terlupa kepada Pemberi Nikmat itu, lupa pada hakikatnya pemberian itu hanya merupakan pinjaman semata.
Take care kak!
muga kita berada di dalam golongan orang yang bersyukur!
ReplyDelete--> Insan Marhaen
ReplyDeleteMoga kita selalu menjadi hamba yang bersyukur
Assalamualaikum ustaz.
ReplyDeleteOh, rupa-rupanya kisah itu adalah dari golongan bani Israel.
Semoga saya tergolong dalam golongan si buta, bersyukur atas segala nikmat yang Allah beri pada saya hari ini dan sentiasa beringat pada-Nya...
salam sahabat
ReplyDeletesemoga sihat dan dirahmati ALLAH
cerita yg menarik,insyaALLAH moge dpt menjadi hamba yg bersyukur spt si buta, walaupun tau memang payah...
Alhamdullilah bleh dengar semula kuliah audio...lama menyepi yeee ^_^
salam saudara Abdul Razak..
ReplyDeletemoga sihat dan di rahmati Allah selalu...si buta yang mensyukuri kurniaan nikmat penglihatan yang Allah berikan padanya..bagaimana pula kita yang sememangnya melihat tetapi bersyukurkah?..benar menginsafkan..jazakallah khairan
salam Tuan Abd Razak,
ReplyDeleteTerima kasih kerana sudi singgah di laman saya. Semoga tuan sekeluarga sentiasa sihat walafiat, Amin.
--> Pemerhati Dunia
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Nikmat Allah itu perlu ditadbir, diurus dan digunakan pada jalan yang betul. Amat mudah bagi manusia lupa diri dan menggunakan nikmat Allah itu kepada jalan yang sia-sia atau lebih berat lagi kepada jalan maksiat. Kalau ini berlaku maka nikmat itu akan bertukar menjadi bala dan mendapat laknat daripada Allah.
--> cun09
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله sahabat
Semoga sahabat sihat juga dan dirahmati ALLAH..
Bersyukur itu lebih berat dari bersabar.
Ya memang lama menyepi kerana kadangkali file hosting bandwidth overceeded dan karenah lain yang membantutkan proses nak upload file audio...alhamdullilah now ok sikit. Sebenarnya banyak audio saya tak uploadkan ^_^
--> zulkbo
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Moga saudara juga sihat dan di rahmati Allah selalu...
Sebahagian besar dari golongan kita tidak menyedari dan menghargai nikmat besar kerana mungkin mereka mewarisi Islam tanpa susah payah dan tidak berusaha untuk mengenal kebaikan di dunia dan akhirat.
--> Cikguzam
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Terima kasih kembali cikgu, moga cikgu sentiasa sihat walafiat di sana
cerita yang membuka mata
ReplyDeletekisah yang buat diri tersenyum
assalamualaikum ustaz
ReplyDeletesyukur, atas nikmat dan juga musibah
salam sahabat...
ReplyDeletedatang lagi mlm niii coz malas bukak email ^_^
cammane kalu liza nk copy kuliah audio tuuu,leh ke?
--> intan.maisarah
ReplyDeleteYa manusia sanggup berbohong kerana harta akhirnya dia juga yang rugi..
--> IMANSHAH
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Alhamdulillah, syukur atas segala nikmat dan peringatan dari~Nya
--> cun09
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Ya sahabat...boleh sangat
Cuba di sini:
http://www.fileden.com/files/2009/2/26/2338731/A24-04-11_05.51.mp3
Kalau tak boleh beritahu saya ya!
salam alaik ENcik Abdul RAzak
ReplyDeleteAstarghfirullah..
Astarghfirullah..
Astarghfirullah..
moga diri tak termasuk dalam kalangan hamba yang tak pandai berterima kasih...
salam alaik akh razak,
ReplyDeletesemoga berada dalam kesihatan dan rahmatNya yg berpanjangan :)
dan syukran untuk perkongsian berharga ini..sememangnya Dia telah menjanjikan kebahagiaan dan kesenangan buat hamba2Nya yg bersyukur.."La in syakartum la azidannakum walainkafartum inna azabi lasyadiid"
assalamualaikum syeikh. syukran jazakallah khairan kathira atas perkongsian ini...amat 'menyedarkan'
ReplyDelete--> Mutiara Bernilai
ReplyDeleteWa'alaikumusalam Cik Mutiara..
Nikmat dan musibah, kesusahan dan kesenangan, tidak lain adalah sama-sama ujian yang akan terus mewarnai kehidupan manusia.
--> melatidaisy
ReplyDeleteWa'alaikumusalam ya ukhti..
Alhamdulillah saya sihat, semoga sdri juga berada dalam kesihatan dan rahmatNya yg berpanjangan :)
Afwan, nikmat yang telah Allah SWT tebarkan di muka bumi, justeru telah membuat banyak manusia semakin menjauh dan kufur kepada Allah SWT. Mereka lupa bahawa sesungguhnya segala bentuk nikmat yang telah mereka dapatkan adalah berasal dari Allah SWT. Mereka menganggap, segala yang telah mereka miliki adalah hasil jerih payah mereka sendiri, semata kerana kepandaian mereka sendiri.
--> nahmy
ReplyDeleteYa syeikh, wa'alaikumusalam, afwan.
Moga ianya mendatangkan manfaat yang banyak dan dapat membuka hati kita semua, sehingga dapat menjadi orang yang sentiasa bersyukur kepada Allah SWT di setiap waktu.
assalamualaikum brother
ReplyDeletealhamdulillah sentiasa bersyukur
atas nikmat dan pemberiannya...
terima kasih dgn perkongsian ini
--> Nur Misnan
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Bersyukurlah dengan melaksanakan segala perintah Allah Taala dan menjauhi segala larangan~Nya..