بسم الله الرحمن الرحيم
NABI Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah Allah menutup aib seorang hamba di dunia melainkan nanti di hari kiamat Allah juga akan menutup aibnya.” (HR. Muslim)
Tiada manusia yang sempurna dalam segala hal kecuali Rasulullah s.a.w. Biar pun indah pada rupa, tapi gaya bicaranya sangat lemah. Elok dalam penguasaan ilmu, tapi tidak mampu menguasai emosi dan mudah tersinggung, kuat di satu sisi, tapi lemah di sudut yang lain.
Sebahagian dari kita, ada yang boleh menahan diri untuk tidak membicarakan aib orang lain, tapi ada juga sebahagian dari kita yang sulit menahan diri untuk tidak menggambarkan keburukan seseorang kepada orang lain. Bagi sebahagian orang, hal ini terasa sulit, kerana lidah kerap kali jadi nakal. Selalu saja terjentik untuk menyampaikan isu-isu baru yang menarik. Walau sebenarnya dia mengetahui, bahawa sesuatu yang menarik buat orang lain kadang buruk buat bahan yang dibicarakan. Di situlah ujian seorang mukmin untuk mampu memilih dan menilai, mana yang perlu dikhabarkan dan mana yang tidak. Perhatikan sabda Rasulullah SAW sebagai berikut, "Tidak akan masuk syurga orang yang suka mendengar berita rahsia orang lain." (Al-Bukhari).
Sebaiknya, sebelum kita memberi reaksi terhadap aib orang lain, lihatlah dengan jujur seperti apa diri kita lebih baik atau lebih buruk? Apabila ternyata kita lebih baik, maka bersyukurlah, namun jika ternyata kita lebih buruk, maka segera bertaubat. Inilah yang dimaksud dengan, "bahawa seorang mukmin, adalah cermin bagi mukmin lainnya. Dan bila kita menemukan bahawa diri kita masih lebih baik dari saudara mukmin yang lain, maka jangan hendaknya menjadikan kita sombong dan sesuka hati menyebarkan aib orang lain."
Perbuatan seperti ini selainnya tidak baik menurut perasaan dan akal sihat kita, ternyata syariat yang mulia pun mengharamkannya bahkan menekankan untuk melakukan yang sebaliknya iaitu menutup dan merahsiakan aib orang lain.
Ketahuilah wahai saudaraku, siapa yang suka menceritakan kekurangan dan kesalahan orang lain, maka dirinya pun tidak aman untuk diceritakan oleh orang lain. Seorang ulama salaf berkata, “Aku mendapati orang-orang yang tidak memiliki cacat cela, lalu mereka membicarakan aib manusia maka manusia pun menceritakan aib-aib mereka. Aku dapati pula orang-orang yang memiliki aib namun mereka menahan diri dari membicarakan aib manusia yang lain, maka manusia pun melupakan aib mereka.”
Seorang mukmin dengan mukmin lainnya adalah bersaudara. Perhatikan firman Alllah SWT berikut ini,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat." (QS. Al Hujuraat 49 : 10)
Ketahuilah, orang yang gemar membicarakan aib orang lain, sebenarnya tanpa ia sedari, ia sedang memperlihatkan jati dirinya yang asli, iaitu, tidak boleh memegang rahsia, lemah kesetiakawanannya, penggosip, penyebar berita bohong (kerana belum tentu yang diceritakannya benar). Ketahuilah, semakin banyak aib yang ia bicarakan dan disebarkan, maka semakin jelas keburukan diri si penyebar.
Lihatlah pula firman Allah SWT berikut ini,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurat 49 :12).
Perhatikan hadith berikut ini: "Barangsiapa yang membela kehormatan saudaranya sesama muslim, maka Allah SWT akan membelanya dari neraka kelak di hari Kiamat." (HR. Tirmidzi 1932, Ahmad 6/450)
Perhatikan juga sabda Rasulullah s.a.w. berikut ini: "Tahukah kalian apa itu ghibah? Jawab para sahabat : Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. Maka kata Nabi s.a.w.: Engkau membicarakan saudaramu tentang apa yang tidak disukainya. Kata para sahabat: Bagaimana jika pada diri saudara kami itu benar ada hal yang dibicarakan itu? Jawab Nabi s.a.w.: Jika apa yang kamu bicarakan benar-benar ada padanya maka kamu telah mengghibah nya, dan jika apa yang kamu bicarakan tidak ada padanya maka kamu telah membuat kedustaan atasnya." (HR Muslim/2589, Abu Daud 4874, Tirmidzi 1935)
Jadi bila masih ada dari kita yang kadang masih suka membicarakan dan atau mengungkapkan aib orang lain (sekalipun aib itu benar) maka sedarlah segera, kerana ghibah merupakan dosa besar yang hanya akan diampuni, setelah orang yang kita ghibah memaafkan kita. Dan biasanya, kebanyakan dari kita, sangat malu untuk meminta maaf dan mengakui kesalahan kita, pada orang yang telah kita bicarakan aibnya.
Jika engkau merasa keras hatimu dan lemah badanmu dan berkurang rezekimu, maka ketahuilah bahawa engkau telah membicarakan yang bukan kepentinganmu.
Tiada manusia yang sempurna dalam segala hal kecuali Rasulullah s.a.w. Biar pun indah pada rupa, tapi gaya bicaranya sangat lemah. Elok dalam penguasaan ilmu, tapi tidak mampu menguasai emosi dan mudah tersinggung, kuat di satu sisi, tapi lemah di sudut yang lain.
Sebahagian dari kita, ada yang boleh menahan diri untuk tidak membicarakan aib orang lain, tapi ada juga sebahagian dari kita yang sulit menahan diri untuk tidak menggambarkan keburukan seseorang kepada orang lain. Bagi sebahagian orang, hal ini terasa sulit, kerana lidah kerap kali jadi nakal. Selalu saja terjentik untuk menyampaikan isu-isu baru yang menarik. Walau sebenarnya dia mengetahui, bahawa sesuatu yang menarik buat orang lain kadang buruk buat bahan yang dibicarakan. Di situlah ujian seorang mukmin untuk mampu memilih dan menilai, mana yang perlu dikhabarkan dan mana yang tidak. Perhatikan sabda Rasulullah SAW sebagai berikut, "Tidak akan masuk syurga orang yang suka mendengar berita rahsia orang lain." (Al-Bukhari).
Sebaiknya, sebelum kita memberi reaksi terhadap aib orang lain, lihatlah dengan jujur seperti apa diri kita lebih baik atau lebih buruk? Apabila ternyata kita lebih baik, maka bersyukurlah, namun jika ternyata kita lebih buruk, maka segera bertaubat. Inilah yang dimaksud dengan, "bahawa seorang mukmin, adalah cermin bagi mukmin lainnya. Dan bila kita menemukan bahawa diri kita masih lebih baik dari saudara mukmin yang lain, maka jangan hendaknya menjadikan kita sombong dan sesuka hati menyebarkan aib orang lain."
Perbuatan seperti ini selainnya tidak baik menurut perasaan dan akal sihat kita, ternyata syariat yang mulia pun mengharamkannya bahkan menekankan untuk melakukan yang sebaliknya iaitu menutup dan merahsiakan aib orang lain.
Ketahuilah wahai saudaraku, siapa yang suka menceritakan kekurangan dan kesalahan orang lain, maka dirinya pun tidak aman untuk diceritakan oleh orang lain. Seorang ulama salaf berkata, “Aku mendapati orang-orang yang tidak memiliki cacat cela, lalu mereka membicarakan aib manusia maka manusia pun menceritakan aib-aib mereka. Aku dapati pula orang-orang yang memiliki aib namun mereka menahan diri dari membicarakan aib manusia yang lain, maka manusia pun melupakan aib mereka.”
Seorang mukmin dengan mukmin lainnya adalah bersaudara. Perhatikan firman Alllah SWT berikut ini,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat." (QS. Al Hujuraat 49 : 10)
Ketahuilah, orang yang gemar membicarakan aib orang lain, sebenarnya tanpa ia sedari, ia sedang memperlihatkan jati dirinya yang asli, iaitu, tidak boleh memegang rahsia, lemah kesetiakawanannya, penggosip, penyebar berita bohong (kerana belum tentu yang diceritakannya benar). Ketahuilah, semakin banyak aib yang ia bicarakan dan disebarkan, maka semakin jelas keburukan diri si penyebar.
Lihatlah pula firman Allah SWT berikut ini,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurat 49 :12).
Perhatikan hadith berikut ini: "Barangsiapa yang membela kehormatan saudaranya sesama muslim, maka Allah SWT akan membelanya dari neraka kelak di hari Kiamat." (HR. Tirmidzi 1932, Ahmad 6/450)
Perhatikan juga sabda Rasulullah s.a.w. berikut ini: "Tahukah kalian apa itu ghibah? Jawab para sahabat : Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. Maka kata Nabi s.a.w.: Engkau membicarakan saudaramu tentang apa yang tidak disukainya. Kata para sahabat: Bagaimana jika pada diri saudara kami itu benar ada hal yang dibicarakan itu? Jawab Nabi s.a.w.: Jika apa yang kamu bicarakan benar-benar ada padanya maka kamu telah mengghibah nya, dan jika apa yang kamu bicarakan tidak ada padanya maka kamu telah membuat kedustaan atasnya." (HR Muslim/2589, Abu Daud 4874, Tirmidzi 1935)
Jadi bila masih ada dari kita yang kadang masih suka membicarakan dan atau mengungkapkan aib orang lain (sekalipun aib itu benar) maka sedarlah segera, kerana ghibah merupakan dosa besar yang hanya akan diampuni, setelah orang yang kita ghibah memaafkan kita. Dan biasanya, kebanyakan dari kita, sangat malu untuk meminta maaf dan mengakui kesalahan kita, pada orang yang telah kita bicarakan aibnya.
Jika engkau merasa keras hatimu dan lemah badanmu dan berkurang rezekimu, maka ketahuilah bahawa engkau telah membicarakan yang bukan kepentinganmu.
astarghfirullah..
ReplyDeleteastarghfirullah..
astarghfirullah..
moga iman dpt memimpin lidah..
assalamualaikum
ReplyDeleteistilah mengumpat ditukar dengan bergosip, jadi dirasakan sebagai suatu yang biasa. fitnah pulak dah jadik perkara biasa tu yang kita tak rasa apa-apa bila menuturkan keburukan orang lain
semoga Allah menjaga lisan kita daripada perbuatan tu.. nanti susah nak mintak maaf kat orang yang jadik mangsa
assalmualailum en razak...
ReplyDeletelame saye tak kemari...terima kasih dgn n3 ni...
saye pun kadang2 pun ade sikap prasangka ni...
mintak allah ampunkan segala sikap buruk yg ade kat diri saye ni...beri la saye petunjuk buat perkara yg disukai oleh allah..
Membicarakan ke'aiban orang lain, kadang-kadang dilakukan tanpa rasa bersalah...kerana sudah terbiasa.
ReplyDelete'Betulkan yang biasa, biasakan yang betul!'
Dan sesiapa berbuat kejahatan seberat zarah, nescaya akan diperlihatkan (dalam surat amalnya)! (Surah Al-Zalzalah)
kadang2 melayan... sebab seronok tak tentu hala bercerita bab orang... :(
ReplyDeleteAssalamualaikum:)
ReplyDeleteMoga kitak dianugerahkan kesihatan yang baik di sinun:)
..situasi yang terkdg sukar utk dielak bila berkumpul bersama2..ada sahaja isu ..ada sahaja hal yang dibangkitkan..hatta di depan rezeki pun dibicarakannya....
:(
Mengumpat sama macam memakan daging mereka yg diumpat..Dapat pula dosa mereka ke kita...Moga dijauhkan dr sikap buruk ini..
ReplyDelete--> Mutiara Bernilai
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Tiada siapa di antara kita yang sempurna..kehadiran teman-teman semua adalah untuk melengkapi antara satu sama lain ke arah menuju kesempurnaan hidup dalam redha Ilahi..
--> cemomoi
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Memang benar! Memfitnah dan mengumpat umpama ulam-ulaman. Tidak seorang pun terlepas darinya di mana sahaja kita berada. Hanya iman yang mantap mampu menangkisnya.
Hakikatnya bahawa sekarang ini aktiviti mengumpat dan memfitnah telah semakin advance, terlalu cepat tersebar. Terlalu dahsyat kaedahnya seperti dihasilkan video, gambar dan lain-lain.
--> ainnoraini
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Ya puan, kadangkali kita dipimpin oleh hawa nafsu kita sehingga kita tidak sedar bahawa kita telah terjun ke dalam lembah kehinaan ini kerana syaitan tidak pernah lalai untuk membisikan dahyahnya.
Sebaiknya kita bertaubat apabila kita tersedar...
--> ckLah
ReplyDeleteTeringat akan hikam Imam Athaillah Askandary..
"Cukuplah kebodohan bagimu dengan melihat keburukan yang kecil dari orang lain dan buta dari kejelekan yang besar dari dalam dirimu sendiri"
Terima kasih ckLah..:)
--> Mak Su
ReplyDeleteLebih baik diam dari berkata-kata, jika berkata-kata itu boleh menimbulkan fitnah..
--> Pn Kartini
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله..:)
Moga kitak juak dianugerahkan kesihatan yang baik di sinun..:)
Kita dikurniakan lidah untuk membolehkan kita berkomunikasi sesama insan dan sebenarnya lidah terlalu ringan untuk berkata apa saja jika tidak dididik dengan sempurna.
Mudah-mudahan Allah pelihara lidah kita semua dan dijauhi dari dek tiupan ribut dengan perkara ghibah dan fitnah yang semakin dahsyat berkembang..amin
Thanks kitak..:)
--> Cik SHiNJU
ReplyDeleteDahsyatnya lidah hingga boleh menghumbankan kita ke lembah kebinasaan andaikata kita tidak menjaganya.
assalamualaikum.
ReplyDeletejangan meneritakan aib sesorang pada yang lain
dan jangan pula membuka aib sendiri pada yang lain
--> intan.maisarah
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Ya itulah sebaik-baiknya. Bimbang di ruang ini ramai yang tidak menyedari berlakunya perkara hina ini, membuka aib sendiri dan menyebar aib orang lain.
ya Allah, Engkau jauhkanlah kami dr sifat GHIBAH ini...sesungguhnya tiap manusia itu x prnah lari dr melakukannya...
ReplyDeleteAssalamualaikum ustaz. Peringatan yang paling baik terutama kepada diri saya.
ReplyDeleteSabda Rasulullah S.A.W. bermaksud: Awaslah daripada mengumpat kerana mengumpat itu lebih berdosa daripada zina. Sesungguhnya orang melakukan zina, apabila dia bertaubat, Allah akan menerima taubatnya. Dan sesungguhnya orang yang melakukan umpat tidak akan diampunkan dosanya sebelum diampun oleh orang yang diumpat" (Hadis riwayat Ibnu Abib Dunya dan Ibnu Hibbad).
Wallahuaklam.
Assalamualaikum.
ReplyDeleteMutaakhir ini mengumpat merupakan perencah dalam kehidupan sebahagian umat kita. Moga amalan ini dapat dibuang terus dan sebaliknya mewujudkan silaturrahim dalam kalangan umat Islam dan juga bukan Islam.
Semoga Allah mengampuni segala ketelanjuran lalu dan memberi taufikNya buat kita.
TQ
Assalamualaikum saudara abdul razak....
ReplyDeletemoga saudara sentiasa dalam rahmat dan kasih sayangNya..
Nak minta maaf sorang-sorang tu..mampu ke kita? Dari dulu sampai skrg duk umpat orang tu, umpat orang ni...ya Allah...
Thanks...sahabat..
salam..
ReplyDeleteentah mengapa terdetik
juga hati saya untuk
mengatakan perkara yang
sama hari ini...
semoga anda selalu sihat
ReplyDeletedi rahmati Allah jua hendaknya saudara Abdul Razak..terima kasih mengingati perkara yang kita mudah lupa..
--> hamba Allah
ReplyDeleteYa Allah, Engkau perkenankanlah permintaan kami dan ampunkan dosa-dosa kami...amin
Syukran ya!
--> DrSam
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Peringatan buat saya agar sentiasa ingat bahawa dosa mengumpat itu amat besar di sisi Allah Taala dan sedaya upayanya menjauhkannya.
Terima kasih sahabat..
--> Admin P@P
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Betapa besarnya dosa orang yang mengumpat. Ringan di mulut, berat timbangannya di akhirat. Yakni ringan sahaja untuk kita mengumpat, tetapi dosa itu teramat berat dan besar di sisi Allah. Perkara ini terlalu biasa bagi kita sehingga tidak sedar akan dosa-dosa dari perbuatan mengumpat.
"Ya Allah, peliharalah lidah kami daripada kata-kata keji, dusta, nista, umpat, fitnah, adu domba dan selamatkan kami daripada lidah para penabur fitnah."
--> Afida Anuar
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Saudari Afida, moga saudari dikurniakan rahmat kasih sayang~Nya..
Ada pendapat mengatakan jika orang yang diumpat itu tidak mengetahuinya maka tidak perlu kita mohon maaf darinya. Cukup sekadar bertaubat dengan syarat taubatnya. Namun jika dia mengetahuinya maka wajib kita berusaha meminta maaf darinya.
--> zulkbo
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Moga saudara dikurniakan kesihatan yang baik serta sentiasa dalam rahmat~Nya..
Ya saudara, dosa mengumpat atau membuka aib orang ni sangat sukar untuk dijaga baik dari segi kita berkomunikasi dengan rakan-rakan, atau menyiarkannya di blog kita. Sering kita lupa dan perlu diingatkan sentiasa.
Mudah-mudahan disamping kita menasihati/menegur membicarakan perihal org lain, baik direnung diri sendiri juga. Janganlah jika merasa diri tidak sempurna kita berlepas tangan untuk memberi sesuatu yang mungkin boleh menjentik hatinya.
Moga Allah beri mudah untuk kita menyampaikan perkara kebaikan..
sentiasa diingatkan kepada perkara2 kebaikkan...kekadang kita terlupa, padahal perkara sebegini sudah maklum
ReplyDeletesejak dibangku sekolah lagi...Terima Kasih.
Assalamualaikum Ust.,
ReplyDeleteKonon pula sekarang dikatakan bukan ngumpat tapi gossip. Realitnya tetap sama. Semakin banyak pendedahan ghibah dimana-mana kini. Takut rasanya....
salam,
ReplyDeletedulu kita ingat mengumpat hanya dengan suara yang berkata-kata..
sekarang ghibah@umpat@gossip dah makin dasat..jejari pun dah dapat dosa mengumpat tersebut.
Assalamu'alaikum Abd Razak
ReplyDeleteSemoga beroleh kekuatan dan kesihatan serta sentiasa dalam redha Allah SWT.
Teringat hadis tentang siapakah yang muflis di akhirat. Selalu juga ustaz-ustaz terangkan nanti apabila selangkah sahaja lagi nak masuk ke syurga maka datanglah seorang demi seorang yang kita umpat mengadu lalu habis pahala kita diambil oleh mereka.
--> [p@kcikLie] : [ mamaDiana]
ReplyDeleteYa, kita manusia sangat lemah sering terlupa dan perlu diingatkan sentiasa agar kita tidak lupa dan lalai sehingga dikuasai oleh hawa nafsu.
--> Kakzakie
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Ya manusia pandai mengubah istilah mengira bahawa ia sudah keluar dari kancah maksiat besar ini, namun perkiraan mereka sangat salah..
--> ikan emas
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Ya benar, walaupun tak berlafaz namun ghibahnya makin canggih, kadangkali keburukan seseorang terkeluar juga dalam facebook, blog dan sebagainya hasil dari jejari makhluk yang bergelar manusia...
--> Werdah
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Semoga kakak beroleh kekuatan dan kesihatan serta sentiasa dalam redha Allah SWT.
Sungguh kesan muflis di akhirat kelak berpanjangan dan penyesalan yang tidak berkesudahan serta tiada berguna sama sekali.
Inilah kemuflisan yang amat ditakuti. Mungkin di dunia ini seseorang itu berada dan hidup mewah tetapi dia sebenarnya adalah orang muflis yang pasti akan merana dan menderita di akhirat nanti kerana mungkin mereka pernah beramal dan melakukan kebaikan tetapi amal kebaikan itu terpaksa diambil sebagai bayaran ganti rugi kepada orang lain yang pernah dianiayai selepas dibicarakan di mahkamah pengadilan Allah Taala di Padang Mahsyar nanti.
Susah juga nak kawal lidah yang lembut ni yer...
ReplyDeleteSony Play Station di ceroboh pengodam
Assalamualaikum
ReplyDeleteIslam melarang kita bercakap banyak/lebih kan... takut terjadi mengumpat pula.. [kalau salah perbetulkan Maiza] rasa Maiza hari-hari ada saja cakap sana sini berbaur kata mengata.. Ya Allah
Terima Kasih atas perkongsian ilmu
--> Miecyber
ReplyDeleteSebab lembutnya ianya tidak diizinkan bercakap masa di mahkamah Allah nanti..
--> MaizaC'Joe
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Ya benar, elakkan daripada berkata sesuatu yang tidak berfaedah atau sia-sia apatah lagi mengumpat keji atau mencaci sesama manusia.
Sesuai dengan Sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud: "Apabila kamu melihat orang mukmin itu pendiam dan mempunyai kehormatan diri, maka dekatilah dia, kerana dia akan mengajarkan kau ilmu hikmah."
Assalamualaikum,
ReplyDeleteApabila memperkatakan hal orang lain, walaupun benar..kita dah mengumpat...kalau yang tidak benar, menjadi fitnah.....agak sukar!
lebih baik berdiam diri?..tapi kita perlu berdakwah...menyampaikan yang benar.
Sabda Rasulullah S.A.W. bermaksud :
ReplyDelete“Perbuatan mengumpat itu samalah seperti api memakan ranting kayu kering”.
Pahala yang dikumpulkan sebelum itu akan musnah atau dihapuskan seperti mudahnya api memakan kayu kering sehingga tidak tinggal apa-apa lagi.
Semoga kita tak muflis di akhirat akibat mengumpat.
Assalamualaikum :)
ReplyDeleteSetiap orang mempunyai aib tersendiri, cuma Allah telah menutupinya. Hanya dia dan DIA yang mengetahuinya.
Saya pernah terbaca (lupa di mana) orang yang menutup aib orang lain, insyaAllah kita akan dihisab di belakang 'skrin' di padang mahsyar nanti.
Wallahu A'lam.
Assalamualaikum sahabat :)
ReplyDeleteSemoga sihat disana serta sentiasa dalam perlindunganNya..
Berkatalah bila perlu, diamlah bila perlu, berkata bila mampu memberi manfaat, dan diamlah bila mampu memberi mudarat..samada pada diri atau sekeliling.
[menyelit] : Syukran jazila ustaz. kiriman diterima dalam keadaan baik. Insyaallah kita kongsi maklumat bila rakan-rakan sukarelawan lain siap tugasan.
ReplyDeleteassalam..
ReplyDeletesetiap manusia punya kekurangan, andai manusia itu msih melakukan dosa nasihatilah atau bimbinglah tp andai msih melakukan biarlah Allah yg menentukan
assalamualaikum dik Razak...
ReplyDeletenie ler yg selalu kaum Adam dan Hawa paling minat ... mengumpat @ mengata orang (tmasuk ler diri ni juga) MasyaAllah , Ya Allah selamatkan lah kami drpd amalan buruk nie.
salam,
ReplyDeleteYa Allah....jauhkanlah, jauhkanlah sifat ini dari kami...terima kasih atas peringatannya...InsyaAllah, saya azam nak buang sifat ini
yg mendengar...yg menyampuk...sama ja 'saham' yg dapat...
ReplyDeleteAssalamu'alaikum wbt,
ReplyDeleteAbul Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Said Alkhudri r.a berkata: "Seorang datang kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan berkata: "Ya Rasulullah, nasihatilah aku." Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Jagalah taqwa kepada Allah s.w.t. sebab taqwa itu menghimpunkan segala kebaikan. Dan kerjakan jihad sebab dia sebagai pertapaan bagi ummat Islam. Dan lazimilah dzikrullah dan membaca al-quran, sebab ia cahaya penerangan untukmu dibumi dan sebulatan namamu dilangit. Dan jagalah lidahmu kecuali dalam kebaikan sebab dengan itu dapat mengalahkan syaitan laknatullah."
( Diambil dr Kitab Tanbihul Ghafilin )
Wallahua'lam
Semoga sahabat sekeluarga terus dalam naungan kasihNya ALLAH SWT.
~ Insya'ALLAH, sahabat disini sedang mencari saku2 waktu utk kembali menulis, doakan ana, Moga ALLAH permudahkan ~ Syukran sahabat :-)
--> ahmad humairi
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Ringan di mulut, berat timbangannya di akhirat. Yakni ringan sahaja untuk kita mengumpat, tetapi dosa itu teramat berat dan besar di sisi Allah. Perkara ini terlalu biasa bagi kita sehingga tidak sedar akan dosa-dosa dari perbuatan mengumpat.
--> Kunang-Kunang
ReplyDeleteTerima kasih kak!
Bicara yang baik akan membawa keselamatan dan kebaikan kepada manusia. Jika bicara tidak mengikut adabnya, manusia akan merana di dunia dan di akhirat. Di dunia akan dibenci oleh manusia lain manakala di akhirat bicara yang menyakiti hati orang lain akan menyebabkan kita terseksa kekal abadi di dalam neraka Allah Subhanahu wa Taala.
--> Ros Illiyyuun
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Sangat pentinglah seseorang cuba menutup kelemahan saudaranya kerana ganjaran besar yang akan diterima disamping jaminan kelemahan/keaibannya ditutupi oleh Allah, atau sekurang-kurangnya takut kepada amaran Allah Subhanahu wa Taala dalam firmannya,
"Sesungguhnya mereka yang suka menyebar kejahatan dalam golongan orang-orang yang beriman, akan mendapat azab yang payah di dalam dunia dan akhirat." (QS An-Nur 24 : 19)
--> Arianni
ReplyDeleteSahabat :) وعليكم السلام ورحة الله
Semoga sahabat sihat juga di sana serta sentiasa dalam perlindunganNya..
Dahsyatnya mulut manusia ya! Andaikata manusia di sekeliling kita ni punya iman yang mantap, pasti kita akan sentiasa berhati-hati bila bercakap..
--> DrSam
ReplyDeleteAfwan... Alhamdulillah moga segala usaha saudara menghasilkan kejayaan dan matlumat yang mendatangkan kebaikan kepada kita semua..:)
--> maiyah
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Hendaklah selalu membersihkan hati dan lidah dengan selalu menyabut zikrullah kerana ia merupakan penawar kepada penyakit yang gemar menyabut keaiban orang lain.
Sabda Rasulullah saw yang bermaksud: "Takutlah kepada Allah di mana jua kamu berada. Gantikanlah keburukan dengan kebaikan dan bergaul sesama manusia dengan akhlak yang baik".
Ustaz,
ReplyDeleteKadangkala bukan terdetik di hati kita untuk mengumpat tetapi disebabkan rasa tidak puas hati dan sebagainya, kita mengambil jalan mencerikan kepada rakan2 terutama rakan baik supaya ia dapat meringankan beban atau masalah yang dihadapi.
Namun dalam penyampaian itu tadi, sudah tentu kita ada menceritakan tentang keburukan, kekurangan rakan ...
Bagaimana kedudukan perkara sebegini ustaz..
--> Ummi Humaira
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Memandangkan betapa buruk dan hinanya mengumpat, ia disamakan seperti memakan bangkai saudara seagama.
Hakikat inilah perlu direnungkan oleh semua. Mengumpat dan mencari kesalahan orang lain akan mendedahkan diri pelakunya diperlakukan perkara sama oleh orang lain. Allah akan membalas perbuatan itu dengan mendedahkan keburukan pada dirinya.
--> Norsha
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Ya Allah, jauhkanlah lidah kami daripada menyakiti umat manusia, dan jadikanlah ia kepada kami sebagai penyelamat daripada api neraka, dan jadikanlah perkataan kami sebagai jambatan menuju ke syurga...amin
--> Kamsiah
ReplyDeleteYa benar, ia seperti juga dosa meminum arak, yang memerah, menjual, menghidang dan seterusnya sama dapat dosa..
--> halawah al-iman
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Bicara yang baik akan membawa keselamatan dan kebaikan kepada manusia. Jika bicara tidak mengikut adabnya, manusia akan merana di dunia dan di akhirat. Di dunia akan dibenci oleh manusia lain manakala di akhirat bicara yang menyakiti hati orang lain akan menyebabkan kita terseksa kekal abadi di dalam neraka Allah Subhanahu wa Taala. Bagi mereka yang beriman, lidah yang dikurniakan oleh Allah itu tidak digunakan untuk berbicara sesukahati dan sia-sia.
Semoga sahabat sekeluarga juga terus dalam naungan kasih~Nya ALLAH SWT.
Afwan sahabat
--> Mohamad
ReplyDeleteالسلم عليكم ورحمة الله
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibn Abi Najih berkata: "Ada seorang wanita pendek datang ke rumah Nabi Muhammad s.a.w. dan ketika telah keluar, Siti Aisyah r.a. berkata: "Alangkah pendeknya orang itu."
Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Engkau ghibah." Aisyah r.a. berkata: "Saya tidak menyebut kecuali yang sebenarnya ada padanya." Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Engkau telah menyebut yang paling jelek padanya."
Lihat sahaja pesan dari Rasulullah s.a.w. jika menyebut orang itu pendek pun sudah dikira mengumpat apatah lagi kita membicara keburukan seseorang. Kerana lidahlah manusia boleh tercampak ke dalam neraka sekali banyak ibadahnya.
salam
ReplyDeletebetul ...banyak mengumpat hilang pahala kita
Assalam..
ReplyDeleteterimaksih pengkonsian ilmu yg sgt baik..mudah2an kita lebih berhati2 bila hendak berkata2,jangan sampai mengata atau mengumpat org lain yg ternyata sgt besar dosanya.
--> b.r.u.t.a.l.s.o.l.o
ReplyDeleteوعليكم السلام ورحة الله
Di dunia kita takkan nampak kehilangan pahala. Lihatlah nanti di akhirat pasti Allah nampakkan kebaikan dan kejahatan
--> nyanyisunyi
ReplyDeleteالسلم عليكم ورحمة الله
Terima kasih kembali...
Memandangkan betapa buruknya sifat mengumpat, kita wajib berusaha
mengelakkan diri daripada melakukannya.